Setelah Apple, Kini Rusia Dilanda Gelombang PHK dari IKEA dan H&M

Setelah Apple, Kini Rusia Dilanda Gelombang PHK dari IKEA dan H&M

Badai PHK melanda Rusia akibat dari konflik panas antara negara tersebut dengan Ukraina. Hal itu terjadi setelah beberapa ritel besar mengumumkan akan menutup toko-tokonya di negara tersebut. Belasan ribu pekerja pun terkena PHK imbas dari penutupan toko tersebut di Rusia.

Dikutip dari CNN, Jumat (4/3/2022), setidaknya ada dua peritel besar, IKEA dan H&M, yang mengambil kebijakan untuk menghentikan operasi di negara tersebut setelah Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina. Penutupan toko juga dilakukan di negara Belarusia yang ikut mendukung aksi Rusia.

IKEA, perusahaan furnitur terbesar di dunia, memiliki 17 toko yang tersebar di Rusia. Perusahaan tersebut mengatakan konflik tersebut memiliki dampak kemanusiaan yang besar dan mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan dan kondisi perdagangan. Maka dari itu mereka memutuskan untuk menghentikan semua operasi manufaktur dan ritel di Rusia.

Perusahaan mengatakan ada lebih dari 15.000 pekerja yang akan terkena dampak langsung alias kena PHK dari penutupan toko di Rusia dan negara sekutunya. Namun, perusahaan mengaku kemungkinan akan tetap membayar upah para karyawan dalam jangka waktu dekat.

“Ambisi kelompok perusahaan adalah jangka panjang dan kami telah mengamankan pekerjaan dan stabilitas pendapatan untuk waktu dekat dan memberikan dukungan kepada mereka dan keluarga mereka di wilayah tersebut,” kata IKEA dalam sebuah pernyataan.

Bukan cuma IKEA, perusahaan pakaian H&M Group yang memiliki diketahui 168 toko di Rusia juga mengumumkan mereka telah menutup sementara semua toko mereka di Rusia.

Perusahaan tak merincikan berapa banyak karyawan yang akan terdampak. Namun, melihat jumlah tokonya kemungkinan akan banyak warga Rusia yang terdampak akibat penutupan ini.

“H&M Group peduli dengan semua kolega dan bergabung dengan semua orang di seluruh dunia yang menyerukan perdamaian,” ujar H&M dalam pernyataannya.

IKEA dan H&M telah bergabung dengan semakin banyak perusahaan internasional termasuk Apple, Disney, dan Ford yang memilih untuk menghentikan operasi di Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina.

Bagikan ke media sosial :